Minggu, 21 Agustus 2011

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku...

 بسم الله الرحمن الرحيم
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku...
Tak terasa sudah satu tahun aku memendam rasa ini untukmu, rasa yang ingin segera ku selesaikan tanpa harus mengorbankan perasaanmu maupun perasaanku,,
Seperti yang engkau tau, aku selalu menjauh darimu dan aku berusaha tak acuh padamu.. Saat didepanmu aku selalu berusaha berlaku normal meski itu sulit.. itulah karena ada cinta di hatiku

Tahukah engkau wahai yang mampu melumpuhkan hatiku...
Entah mengapa aku dengan mudah berkata "cinta" ku pada mu dengan orang lain sedang denganmu aku tak bisa sejujur itu walau ku tau engkau pun tau persis bagaimana perasaanku..
Dan aku merasa beruntung untuk tidak pernah berkata bahwa "aku mencintaimu" meski aku terasa amat sakit saat mengetahui bahwa aku bukanlah mereka yang engkau cintai walaupun itu hanya sebagian dari prasangkaku...
Jika boleh aku beralasan mungkin aku hanya takut engkau menjadi "Ilahi" bagiku, karena itu aku mencoba untuk mengurung rasa itu jauh ke dalam, mendorong lagi dan lagi hingga yang terjadi adalah lonjakan yang membuat rasa ini semakin kuat dan aku tak mengerti hal ini...

Sakit hatiku memang saat prasangkaku berbicara bahwa engkau mencintai dia dan tak ada aku dalam kamus cintamu.. Sakit memang, sakit terasa dan begitu amat perih.. Namun 1000 kali rasa itu labih baik saat aku mengerti bahwa senyummu adalah sesuatu yang berarti bagiku... Ketentramanmu adalah buah cinta yang amat teramat mendekap hatiku, dan aku mengerti bahwa aku harus mengalah...

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku...
Andai aku boleh berdo'a kepada Allah,, mungkin aku ingin meminta agar Dia membalikkan sang waktu agar aku mampu mengedit saat-saat pertemuan itu hingga tak ada tatapan pertama itu yang membuat hati ini terus mengingatmu. Andai aku buta, tentu itu lebih baik daripada aku harus lumpuh seperti ini... Namun semua sudah terjadi, tatapan pertama setahun yang lalu adalah takdir hingga aku terus mencintaimu hingga saat ini.


Banyak lembaran buku yang telah aku telusuri, banyak teman yang tlah kumintai pendapat. Sebahagian mendorongku untuk mengakhiri segala prasangka tentangmu tentang dia karena sebahagian prasangka adalah suatu kesalahan, mereka memintaku untuk menutup semua perasaanku terhadapmu. Namun di titik yang lain ada dorongan yang begitu kuat untuk tetap menahan rasa yang terlalu awal yang telah tertancap dihati ini dan membukanya saat waktu yang indah yang telah ditentukan itu... Andai itu bukan mimpi..

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku...
Mungkin saat ini hatiku milikmu, namun tak akan ku berikan sedetik pun saat-saat ini karena aku telah bertekad dalam diriku bahwa saat-saat indahku hanya akan ku berikan kepada SUAMI ku kelak,
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku...
Tolong bantu aku untuk meraih SUAMI ku kelak bila dia bukan dirimu...

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku...
Aku yang tidak mengerti diriku...
Ingin ku meminta padamu sudikah engkau menungguku hingga aku telah pantas untuk menjadi pendampingmu.. Namun wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, kadang aku berpikir semua pasti berlalu dan aku merasa saat-saat ini pun akan segera berlalu, tetapi ada ketakutan dalam diriku bila aku melupakanmu... Aku takut aku tak akan pernah lagi menemukan dirimu dalam diri mereka-mereka yang lain...

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku..
Izinkah aku untuk menutup catatan kecilku ini dan biarkan waktu berbicara tentang takdir antara kita. Mungkin nanti saat dimana mungkin engkau telah menimang cucu-cucumu dan aku juga demikian, mungkin kita akan saling tersenyum bersama saat mengingat kisah kita yang tragis ini, atau mungkin saat kita ditakdirkan untuk merajut jalan menuju keindahan sebahagian dari iman, kita akan tersenyum bersama betapa  akhirnya kita berbuka setelah menahan perih rindu yang begitu mengguncang...

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku...
Aku meminta kepada Allah akhir yang terbaik terhadap kisah kita, Semoga iman yang tipis ini mampu bertahan, dan semoga Allah tetap menetapkan malu ini pada tempatnya...

Wahai engkau yang sekarang kucintai,,
Maafkan aku yang tlah lancang mencintaimu,,,
Maafkan aku jika rasa ini mengganggumu..
Aku bukanlah apa-apa kecuali ALLAH dihatiku..
Dan kau hadir menguatkan cinta ini..
Rasa syukur slalu ku panjatkan,
Tak pernah sedikitpun aku menyesal mengenal dan memendam rasa ini untukmu...
Sungguh aku tak berharap kau membalasku dengan rasa yang sama,,
Karena kenangan dan perubahan yang kau bawa itu lebih dari cukup..
Aku... Sejuta kali lebih baik dari aku yang sebelum mengenalmu...
Terimakasih,,, Untukmu yang tlah cukup lama mengisi dan bersemayam dihati ini,,,
Hingga saat ini kau tetap ku jaga disini,, dihatiku...
Karena aku bahagia memberi dan mencintaimu.. H.M.Mujahid

Semoga hal yang terjadi ini bukanlah sebuah DOSA....

Wassalam

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon tinggalkan komentar atau pesan anda sebelum meninggalkan situs ini... Terima kasih